PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DAN LONGSOR DI KABUPATEN BULELENG BERBASIS SIG DENGAN METODE MCDA

PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DAN LONGSOR DI KABUPATEN BULELENG BERBASIS SIG DENGAN METODE MCDA

Authors

  • Ketut Adi Mardana ITB STIKOM Bali

Keywords:

Sistem Informasi

Abstract

Bencana alam seperti banjir dan longsor adalah persoalan yang masih kerap terjadi saat ini, khususnya di daerah Kabupaten Buleleng. Kabupaten Buleleng merupakan kabupaten terbesar di Provinsi Bali dengan luas 24,25 % dari Pulau Bali. Kedua bencana tersebut dapat diakibatkan karena aktivitas geologi (alami) dan manusia. Terjadinya bencana tersebut di Kabupaten Buleleng menyebabkan kerugian dari segi materi, segi lingkungan secara fisik dan terancamnya keselamatan penduduk setempat. Penelitian ini dibuat untuk mengetahui tingkat kerawanan bencana banjir dan longsor yang ada di Kabupaten Buleleng dengan harapan pemerintah atau tokoh masyarakat dapat mengambil suatu langkah dan keputusan dalam melakukan penanganan dan pencegahan terjadinya dampak dari akibat bencana banjir dan longsor. Penelitian ini menggunakan metode MCDA (Multi Criteria Decision Analysis) yaitu suatu metode dengan menggambungkan beberapa layer sebagai kriteria atau parameter dalam menentukan daerah kerawanan, dan pembobotan pada kriteria menggunakan metode AHP (Analytic Hierarchy Process). Hasil pembobotan dari perhitungan AHP pada kriteria banjir yaitu Curah Hujan = 0.097, Penggunaan Lahan = 0.227, Elevasi = 0.442, Kemiringan Lereng = 0.172, dan Jenis Tanah = 0.062. Lalu untuk kriteria longsor yaitu Curah Hujan = 0.155, Penggunaan Lahan = 0.358, Jenis Tanah = 0.065, Kemiringan Lereng = 0.358, dan Geologi = 0.065. Luas daerah dengan kerawanan banjir sangat tinggi sekitar 368166730,7 ha dan untuk daerah rawan longsor sekitar 66146225,11 ha.

Downloads

Published

2022-09-11
Loading...